Sleman (MTsN 10 Sleman) Sebagai unsur literasi madrasah, kreativitas baca tulis terus diupayakan. MTsN 10 Sleman bertekad menggeliatkan literasi bagi siswa, guru, dan pegawai. “Sebagai madrasah yang memiliki branding riset, menulis merupakan aspek penting yang akan terus dibudayakan di madrasah,” tandas Etyk. Tak lepas dari ranah menulis, MTsN 10 Sleman menggelar pelatihan menulis cerpen bagi kelas 8 dan 9 Kamis ( 14/7/2022). Menghadirkan narasumber Muhsin Kalida, pelatihan digelar di Dome MTsN 10 Sleman pukul 07.30 s.d. 10.00. Kepala MTsN 10 Sleman Etyk Nurhayati dalam pengarahannya mengajak siswa untuk sungguh-sungguh berkarya. “Karya kalian nanti akan diabadikan menjadi buku,”ujar Etyk.
Muhsin Kalida dosen UIN Sunan Kalijaga yang juga penggerak literasi dan penulis mengawali sesi dengan menyitir Quran Surat Al Alaq. “Membaca dan menulis itu wajib,” tegasnya. Hal itu dimaksudkan untuk memotivasi bahwa menulis dan membaca satu rangkaian kegiatan yang saling mendukung. Menulis memerlukan proses. Ada tiga tahap syarat menulis menemukan ide, menciptakan mood, dan menuliskannya. Muhsin memaparkan bahwa ide hendaknya dipilih yang dekat dan disukai, sedangkan mood tidak ditunggu melainkan diciptakan. “Mood menulis harus diciptakan, bukan ditunggu. Masing-masing penulis dimungkinkan berbeda cara mengasah mood. “Bisa di pinggir sawah, di pinggir sungai atau di kamar yang nyaman dan sunyi diiringi musik syahdu, “ujar Kalida. Setelah menentukan ide dan mood, hal tak kalah penting adalah tahap menulis.
Selanjutnya, peserta workshop ditantang 10 menit menulis nama benda. “Tuliskan nama benda sebanyak mungkin yang kalian temui dari bangun tidur hingga kalian berada di sini,“ujar Muhsin. Serentak, anak-anak tekun menorehkan pena. Terungkap Bilal kelas 8 berhasil menuliskan 230 kata dan Lintang 180 k ata sedangkan peserta lain berkisar 60 hingga 100 kata. Motivasi terus dipompakan. Akhirnya, peserta workshop berhasil menentukan ide dalam lembaran kertas berupa paragraf. “Lanjutkan tulisan kalian cerita minimal 1000 kata dalam batas waktu seminggu, kirimkan ke kami dan selanjutnya, nama kalian akan terukir di Perpusnas,” dorong Muhsin Kalida.
Tidak terasa waktu 2,5 jam berlalu. Muhsin tak henti memompakan motivasi menulis. “Buku adalah sahabat terdekat, membaca buku aktivitas terhebat, dan menulis adalah ekspresi terdahsyat. Jangan tidur sebelum membaca. Jangan mati sebelum punya karya,“pungkas Muhsin Kalida menutup acara.
Usai mengikuti acara, Lintang mengaku senang.”Kak Muhsin, terima kasih telah memberikan motivasi dan mengajari kami cara praktis menulis, “ujarnya.”Terima kasih, saya mendapat sebuah buku,”sahut Al Ghifari. (nsw)