Sleman (MTsN 10 Sleman) Nilai luhur dan kesantunan bagi pelajar   semakin luntur di tengah  gaya hidup yang serba praktis. Mereka enggan berproses hingga nilai-nilai luhur dan kesantunan kadang terabaikan. Hal tersebut tak bisa dibiarkan karena karakter penting dalam membangun generasi dan bangsa yang mulia. Mengenalkan nilai luhur dimulai dari hal sederhana tetapi  lekat dalam kehidupan sehari-hari. Sehubungan hal tersebut MTsN 10 Sleman menggagas program MENTEGA (Mencuci dan Menyeterika Baju, Membuat dan Menyuguhkan Teh). Kegiatan ini menjadi bagian agenda minggu pertama Tahun Pelajaran 2022/2023. Praktik Mencuci dan Menyeterika secara  mandiri dipraktikan dan divideokan siswa di rumah masing-masing dan dikirim melalui link yang tersedia sedangkan menyuguhkan teh  dilaksanakan di madrasah.

Kepala MTsN 10 Sleman Etyk Nurhayati menyatakan  tujuan  diadakannya Mentega ini untuk menanamkan karakter mandiri pada seluruh siswa.  “Dengan melatih siswa mencuci dan menyeterika baju sendiri, siswa tidak akan merepotkan orang tua, “ terang Etyk.  Selain itu, dengan membimbing siswa membuat teh dan menyajikannya, diharapkan seluruh siswa dapat membuatkan teh untuk kedua orang tuanya, dan dapat membuatkan dan menyajikannya saat ada tamu. “Kegiatan ini terlihat sederhana tetapi manfaat dari pembelajaran mentega ini Insya Allah bermanfaat bagi anak seumur hidup,” tandas Etyk lebih  jauh.

 Budayakan Nilai Luhur,  Peserta Didik MTsN 10 Sleman Praktikkan  Program “Mentega”

 Budayakan Nilai Luhur,  Peserta Didik MTsN 10 Sleman Praktikkan  Program “Mentega”

 Budayakan Nilai Luhur,  Peserta Didik MTsN 10 Sleman Praktikkan  Program “Mentega”

Praktik Membuat dan Menyuguhkan Teh dilaksanakan di Dome  MTsN 10 Sleman Rabu (13/7/2022). Masing-masing peserta didik membawa perlengkapan dan bahan menyeduh minuman teh dan bersiap menyuguhkan secara kelompok. Sebelum praktik dimulai, peserta didik berkumpul di Dome Matsesa guna mengikuti tutorial tata cara dan etika menyuguhkan teh yang benar. “Anak-anak nanti mempraktikkan unggah-ungguh menyuguhkan teh kepada tamu secara lesehan dan di tempat duduk,“ terang Pravita Daniswari guru bahasa Jawa. Menggandeng   pengurus OSIS, Pravita  memandu   simulasi etika  menyuguhkan teh di atas panggung. Di pandu bapak ibu guru, satu per satu, setiap kelas melakukan praktik menyeduh dan menyajikannya di hadapan Bapak Ibu guru di dome yang telah disulap menjadi arena menerima tamu.

Peserta didik antusias mempraktikan membuat dan menyajikan minuman nteh  seraya mengabadikannya dalam bentuk video per kelompok.  “Kami senang mengikuti kegiatan ini. Jadi tahu tata cara menyuguhkan teh yang benar, “ujar Novandika ketua OSIS. Sementara itu, Budi Sumali Harto orang tua Ilvi Wirda kelas 9 merespon kegiatan Mentega sebagai kegiatan yang produktif karena menambah wawasan anak tentang cara mencuci, menyeterika, dan menyuguhkan teh  yang benar. “Anak jadi bisa mandiri dan bisa membantu orang tua di rumah,” imbuh Pak Budi. (nsw)