Sleman, (MTsN10 Sleman) – Bertempat di dom , Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 10 Sleman menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Madrasah Ramah Anak, Kamis (20/11/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan mendukung tumbuh kembang optimal peserta didik.
Acara yang berlangsung di tengah hujan lebat ini dihadiri oleh Kepala Madrasah, guru, pegawai, murid, serta perwakilan orang tua/wali murid.

Pada kesempatan itu, MTsN 10 Sleman mengundang Aipda Dedy Susanto, anggota Polsek Salam Polres Magelang yang berdomisili di Wedomartani, Sleman.
Dalam sambutannya, Kepala Madrasah menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai salah satu program madrasah yang harus dilaksanakan, serta keberhasilan dalam literasi. “Bagaimana madrasah menjadi ramah anak, begitu juga sebaliknya, ramah kepada orang tua. Semua pihak berpengaruh untuk mengantar anak-anak kita menjadi generasi bangsa yang cemerlang,” ujar Kepala Madrasah.
Aipda Dedy Susanto menyampaikan materi penyuluhan tentang Kenakalan Remaja dengan fokus pada penanaman tertib peraturan dan hukum sejak dini. Ia menjelaskan bahwa masa remaja (usia 12–21 tahun) adalah masa peralihan dari anak menuju dewasa yang disertai semangat tinggi.

“Namun, semangat yang salah arah dapat menjurus pada hal negatif yang disebut kenakalan remaja, “tegas Dedy.
Dedy memaparkan faktor kenakalan remaja yang terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal penyebab kenakalan remaja meliputi:
- Krisis Identitas: Remaja masih labil dan mudah terpengaruh teman sebaya.
- Kontrol Diri yang Lemah:
“Jangan mudah terpengaruh hal negatif. Kalian harus punya punya prinsip kuat,” tegas Aipda Dedy, mengingatkan pentingnya kekuatan karakter.
Lebih lanjut, Aipda Dedy menyoroti faktor eksternal yang sangat memengaruhi, yaitu:
- Keluarga: “Keluarga sangat menentukan baik buruknya anak,” tegasnya. Orang tua dan guru harus menjalin kerja sama dalam mencari solusi jika anak menghadapi masalah. Ia mendorong anak untuk terbuka dan curhat kepada orang tua dan guru. Penting juga bagi orang tua untuk mengecek HP anak guna memantau akses konten negatif dan menjalin keterbukaan.
- Pengaruh Lingkungan: Mencakup lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan, maraknya geng dan grup-grup tawuran, media elektronik yang mudah mengakses konten negatif, serta pengaruh pergaulan.
Aipda Dedy Susanto memaparkan bahwa bibit kenakalan remaja bisa terjadi di sekolah. Berbagai bentuk kenakalan remaja yang sering terjadi di sekolah, antara lain: tawuran, miras, mencuri, membolos, merusak fasilitas sekolah, menyontek, kurang hormat kepada guru dan pegawai, kurang disiplin terhadap waktu, merokok, penyalahgunaan narkoba, hingga berpacaran di sekolah dan bullying.
Ia mengingatkan murid tentang konsekuensi serius dari tindakan tersebut. Misalnya, perbuatan mencuri meski dianggao ringan semacam mencuri bolpen, dapat berujung kurungan 3 bulan. Meskipun singkat, catatan di kepolisian memiliki efek yang sangat besar bagi masa depan anak, selain sanksi sosial yang akan diterima.
Sebagai penutup, Aipda Dedy berpesan kepada para murid untuk memperbanyak ibadah, salat di awal waktu, dan membiasakan diri melakukan kegiatan positif. Ia juga berpesan, “Jangan pertaruhkan kesehatan demi masa depan. Cari teman dan pergaulan yang baik,” seraya mengajak semua peserta didik untuk menghormati orang tua yang telah men-support hidup mereka. (nsw)