Sleman (MTsN 10 Sleman) Sosialisasi Moderasi Beragama menjadi salah satu agenda Pesantren Ramadhan MTsN 10 Sleman 1444 H yang terlaksana Rabu (14/4/2023). Acara yang diikuti 8 kelas (kelas 7abcd dan 8 abcd) mengambil tempat di masjid madrasah Miftkhul Khair MTsN 10 Sleman pukul 15.15. s.d. 16.30.
Sosialisasi moderasi beragama disampaikan oleh Kepala MTsN 10 Sleman Paijo, S.Ag., MPd.I. sebagai narasumber. Ia Ia mengawali materi dengan menyitir QS AlHujarat:13 yang artinya Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. “Allah bisa saja menciptakan satu jenis manusia, tetapi Allah ciptkan beragam agar saling memahami, “ungkap Pak Paijo.
Lebih lanjut, Pak Paijo memaparkan pengertian moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran beragama, yang melindungi martabat kemanusiaan, dan membangun kemashlahatan umum berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan bangsa. “Indikator moderasi meliputi komitmen kebangsaan, toleransi, antikekerasan, dan penerimaan terhadap tradisi, ”tandasnya.
Selanjutnya, Pak Paijo mengajak siswa madrasah untuk menjadi penggerak moderasi. “Kalian harus menjadi teladan di kampung,”ajaknya. Diilustrasikan bahwa terhadap umat agama yang berbeda, terhadap umat yang berbeda pemahaman harus saling menghargai. “Jika ada perbedaan tak boleh saling mengkafirkan, melainkan saling menghargai,”ujar narasumber. Lebih jauh, anak-anak harus menghindari kekerasan dan permainan yang membahayakan. Contoh nyata adalah maraknya produksi petasan yang beredar di kalangan remaja. “Terbukti banyak korban harta dan nyawa akibat petasan. Maka, mulai sekarang hindarilah, ”pesannya. (nsw)