Sleman (MTsN 10 Sleman) — Salah satu tugas mulia lembaga pendidikan adalah memupuk dan memberi ruang peserta didik melejitkan potensi masing-masing. MTs N 10 Sleman memfasilitasi peserta didik untuk mengasah diri dalam ajang kompetisi.
Danastri Brahmi Muhtadi kelas 8A, lahir di Sleman 7 Agustus tahun 2009 ini merupakan salah satu siswa yang intensif mengasah potensi diri. Ia mengembangkan kemampuan bidang bahasa Inggris khususnya speech contest. Terakhir, ia meraih juara 2 Speech Contest Nasional Lomba Skapenta Edufest 3 SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta. Ia bersanding dengan juara 1 dari MTsN 9 Bantul dan juara 3 dari SMPIT LHI Yogyakarta menerima sertifikat dan piala. (17/1)
Kali ini Danastri membawakan pidato dengan judul Jepara Wood Carving as Indonesia’s Local Culture in The Modern Era. Danastri tertarik mengambil topik di atas karena ukiran Jepara adalah karya indah yang kini kurang dilirik orang. “Padahal, ukiran Jepara berdampak besar dalam kehidupan perekonomian masyarakat,” ungkap Danastri. “Saya bermaksud mengungkapkan peran masyarakat dan pengorbanan R.A. Kartini dalam membantu mempromosikan ukiran ke daerah-daerah lain, “ungkap Danastri lebih lanjut.
Kompetisi berlangsung secara virtual melalui tahapan pengiriman speech melalui rekaman video. Selanjutnya, Danastri lolos tahap grandfinal, 5 besar. Melalui wawancara sincronus, Danastri berhasil mempertahankan kepiawaian“speech English” hingga akhirnya meraih juara 2.
“Alhamdulillah, “ ucap syukur guru pembimbing Ahmad Mas’ud, S.Ag atas keberhasilan Danastri. Tak hanya pihak madrasah, dukungan datang dari orang tua, Bapak Mohammad Rachmad Ibrahim. Ia turut menyempurnakan tata kalimat dan pelafalan selama proses penyusunan naskah hingga proses perekaman video. Perolehan keterampilan bahasa Inggris tak datang begitu saja. Lingkungan keluarga turut mendukung. Beberapa kerabat Danastri berasal dari mancanegara aktif mengajak berlatih, bertutur bahasa Inggris.
Dua tahun duduk di bangku madrasah, Danastri berhasil 3 kali menjuarai Speech Contest tingkat provinsi dan nasioanal. Program Camp di Kampung Inggris pun pernah diikutinya. Selain itu, ia juga kerap meraih medali olimpiade nasional bahasa Inggris. Di tengah kesibukannya belajar dan menjadi pengurus OSIS, Danastri tetap berprestasi. Menutup perbincangan, Danastri mengajak teman-teman pelajar untuk semangat dan tidak mudah putus asa meraih prestasi. “Tidak ada keberhasilan tanpa sebuah kegagalan,” pungkas Danastri mengakhiri perbincangan. (nsw/aji)