Sleman (MTsN 10 Sleman)—Waktu demi waktu, abad demi abad perkembangan zaman terus melaju. Begitu pun dengan proses belajar mengajar. Ia terus berubah seiring tuntutan zaman mutakhir, abad 21. Menjawab tantangan tersebut, MTsN 10 Sleman menggelar Workshop Pembelajaran Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS). Workshop digelar selama 2 hari Kamis (30/9) dan Sabtu (1/10). Kegiatan menghadirkan narasumber Dra. Hj. Ida Uswatun Hasanah, M.Pd., pengawas madrasah yang dikenal pakar bidang praktik pembelajaran. Berlangsung di aula MTsN 10 Sleman, kegiatan diikuti segenap guru MTsN 10 Sleman.
Kepala MTsN 10 Seman Etyk Nurhayati, MPd.I menyatakan bahwa workshop bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran mulai dari penyusunan perangkat pembelajaran hingga praktik pembelajaran di kelas. “Dari hasil supervisi menunjukkan guru belum sepenuhnya mempraktikan pembelajaran HOTS ” ujar Etyk. Sementara itu, narasumber Ida Uswatun mengantarkan workshop dengan mengingatkan kembali ciri pembelajaran abad 21 yakni creative thinking, critical thinking, collaborative, dan comunication. Ciri pembelajaran tersebut terintegrasi dengan pembelajaran HOTS yang tercermin dalam RPP meliputi rincian KD, tujuan pembelajaran, indikator pembelajaran, langkah pembelajaran, metode, media, hingga evaluasi. “Mengacu taksonoimi Bloom edisi revisi, evaluasi pembelajaran HOTS meliputi ranah menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta, “tandas Ida.
Di hari kedua, workshop membahas model pembelajaran dan media pembelajaran kreatif. Narasumber memaparkan sintak model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning). Pada kesempatan itu Bu Ida memaparkan jenis media pembelajaran: diskusi, video comment, poster comment, picture and picture, work galery , dan galery walk. “Pemilihan media pembelajaran disesuakan dengan KD masing-masing matapelajaran,’ pesan Ida. Workshop semakin semarak. Terbagi dalam kelompok, peserta aktif tanya jawab, berdiskusi dan presentasi . Antarkelompok tak mau kalah. Galeri karya dengan aneka warna menjadi bukti antusiasisme guru mengikuti workshop. Workshop akan ditindaklanjuti dengan supervisi praktik pembelajaran guru di kelas oleh kepala madrasah. “Berkesan dan manfaat,” ujar peserta menangapi jalannya workshop. (nsw)