Achievement Motivation Training (AMT) merupakan agenda rutin MTsN 10 Sleman  (Matsesa) yang bertujuan meningkatkan semangat belajar dan menguatkan karakter mulia. Tahun ini , AMT kembali digelar Rabu  (8/2/2023) diikuti siswa kelas 9 dan orang tua murid.  Pelatihan  menghadirkan  motivator nasional Nur Wahyudin Al Aziz, M.Pd beserta tim MAN 4 Sleman dengan rentang watu pukul 08.00 – 11.00

Selama 3 jam,  Pak Aziz dengan semangat menguraikan  sugesti belajar, trik belajar, dan faktor- faktor penghalang kesuksesan belajar. Usaha di atas akan sia-sia tanpa doa restu orang tua dan bapak ibu guru di sekolah.  Untuk itu, peserta didik berkewajiban untuk menghormati, menyayangi,  dan mohon doa restu kepada mereka. Jadikan jerih payah dan pengorbanan orang tua  menjadi alasan untuk melecut prestasi.

AMT MTsN 10 Sleman  Ingatkan Pentingnya Berbakti Kepada Orang tua

AMT MTsN 10 Sleman  Ingatkan Pentingnya Berbakti Kepada Orang tua

“Ingatlah ibumu yang telah bersusah payah mengandung dan merawatmu hingga kini, “ ucap motivator. Peserta berurai air mata saat  diingatkan jasa orang tua, bapak ibu,  yang selama ini mencurahkan segala daya upaya hanya untuk buah hatinya. “Minta maaflah  kepada orangtua karena doa mereka  kunci kesuksesan kita semua, “ujar Aziz.

Sebagai ilustrasi, tim motivator menayangkan kisah inspiratif pebasket dunia Terey  Fox. Semenjak bayi telah kehilangan ayah. Hidupnya total didampingi ibu tercinta.  Di tengah ketenarannya, kanker tulang melumpuhkan kaki dan memaksanya  kehilangan kaki sebelah karena harus amputasi.

Rasa sakit luar biasa ia rasakan sebagai penderita kanker tulang. Terry mendedikasikan seluruh hartanya bagi penelitian vaksin kanker agar kelak tak ada orang yang mnderita seperti dia. Penelitian yang mahal hingga milyaran tak menyurutkan langkah. Terry bertekad menggalang donasi dengan lari keliling negeri dengan kaki sebelahnya. Ribuan kilo, ratusan hari, Terry terus berlari.  Kanker yang menggerogoti hingga paru-paru menghentikan langkahnya. Namun, milyaran dana berhasi dikumpulkan Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Terry diangkat menjadi pahlawan kemanusiaan. Terry menolak. “Jika ada yang lebih pantas menerimanya, hanyalah ibuku. Dialah orang yang sesungguhnya paling berjasa, “ucap Terry.

Jelang acara berakhir, motivator Aziz mengajak peserta untuk melakukan muhasabah dan renungan tentang tugas dan kewajiban yang masih terbengkelai, tentang tingkah laku yang banyak menyimpang, dan tentang bakti kepada orang tua yang masih jauh dari angan dan kenyataan. “Hampiri Bapak Ibumu, peluk mereka, minta maaf dan mohon doa restu sebelum terlambat, “pesan motivator. Tanpa ragu, anak-anak menghampiri orang tua masing-masing.   Hari itu madrasah menjadi saksi atas restu terlimpah dari orang tua dan atas doa Bapak Ibu yang mengetuk langit untuk kesuksesan putra putrinya. (nsw)