Sleman, ( MTsN 10 Sleman) – MTsN 10 Sleman secara rutin mengadakan Program Keputrian setiap Jumat siang, bertepatan dengan waktu salat Jumat. Program ini dikhususkan bagi siswi yang sedang berhalangan salat karena haid. Berbagai materi seputar keagamaan, kesehatan, dan kehidupan sosial disampaikan secara bergantian oleh para pengampu terjadwal, dengan harapan dapat membuka wawasan dan pengetahuan tentang seluk beluk kewanitaan.

Jumat pekan ini, Program Keputrian menghadirkan materi  seputar Kesehatan Reproduksi yang disajikan oleh Sri Sumarmi, S.Pd., M.Si. Jumat (28/11/2025)

“Pengetahuan ini penting disampaikan sejak dini demi kesehatan reproduksi mereka di masa depan,” ujar Sumarmi, yang dalam kesempatan ini didampingi oleh Dra. Sumaryani partner guru pengampu keputrian.

Diikuti oleh sekitar 50 siswi, alumni S2 Biologi UGM  yang kerap disapa Bu Marmi, mengawali paparan materi dengan membahas  anatomi organ reproduksi wanita. Topik dikhususkan pada  bahaya Kanker Serviks (Kanker Leher Rahim).

Sumarmi menyoroti data yang mengkhawatirkan. “Data menunjukkan bahwa  Indonesia menduduki peringkat kedua pengidap kanker serviks di dunia,” terangnya.

Kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus HPV (Human Papillomavirus) tipe 16 dan 18. Ia menjelaskan bahwa virus ini termasuk kategori slow growing (tumbuh lambat). Masa inkubasinya bisa berlangsung 6-12 bulan, sementara masa lesi – kondisi sakit tanpa menampakkan gejala – dapat memakan waktu 10 hingga 15 tahun.

“Biasanya gejala dapat dirasakan pasien setelah memasuki stadium 2,” tandas Sumarmi. Jika kanker sudah memasuki fase lanjut, sangat berisiko mengancam keselamatan pasien. Untuk itu, perlu edukasi pentingnya pencegahan.

Guna mencegah penyakit mematikan ini, siswi dikenalkan dengan beberapa faktor risiko utama kanker serviks, di antaranya adalah:

  • Pernikahan dini (usia 15–20 tahun).
  • Pergaulan bebas berganti-ganti pasangan,
  • Terinfeksi sifilis, gonore, herpes, dan HIV).
  • Penggunaan pil KB.
  • Kekurangan asupan vitamin C, D, E, asam folat, dan mineral.

“Anak-anak, hindari risiko di atas demu masa depan kalian” ujar Sumarmi.

Untuk mendapatkan diagnosis yang akurat, pasien memerlukan pemeriksaan medis seperti Papsmear, tes DNA HPV, Kolposkopi, dan Biopsi. Ia juga menambahkan, “Pada wanita subur, pemeriksaan Papsmear rutin berkala sangat diperlukan untuk deteksi dini.”

Sumarmi lantas memberikan tips pencegahan dini yang bisa diterapkan para siswi:

  1. Hindari faktor risiko yang telah disebutkan.
  2. Menjaga kesehatan dan asupan gizi yang cukup.
  3. Menjaga kebersihan dan kualitas pakaian dalam,
  4. Mengganti pembalut saat haid per  jam,
  5. Jangan gegabah menggunakan produk sabun kewanitaan

“Program Keputrian ini diharapkan mampu  membekali siswi MTsN 10 Sleman dengan bekal kesehatan yang bermanfaat bagi masa depan mereka,”ujar Sumaryani meyimpulkan materi.(nsw)