Sleman (MTsN 10 Sleman)—Remaja masa kini menghadapi tantangan yang tak ringan berupa perang kebudayaan (culture strike) di ranah global.  Remaja yang memiliki karakter suka mencoba dan meniru  (hubbut taqlid) perlu dibentengi dengan nilai tuhid, akidah, dan karakter yang kokoh. Bahasan di atas disampaikan oleh Ustaz Muhammad Fadli  Hidayat, S.PdI. dalam sesi materi pergaulan remaja bertajuk Remaja Islam Ideal Masa Kini,  rangkaian pesantren Ramadhan MtsN 10 Sleman (Matsesa), Senin (18/4). Di hadapan 128 peserta kelas 7,  Ustaz muda ini menyampaikan materi didukung  media PPt yang menarik. Berpakaian  ala santri serba putih, peserta pesantren Ramadhan tekun menyimak materi hingga usai. Mereka mencatat inti materi dan menggunggahnya melalui form yang disediakan panitia.

Ustaz Fadli yang juga guru bahasa Arab MTsN 7 Piyungan Bantul  memaparkan bahwa tantangan  remaja di era modern berupa 3F yakni: Food ( narkoba, minuman keras dan makanan minuman tak halal lainnya); Fashion (pakaian yang tidak sesuai syariat), dan Fun (hiburan berkonten negatif). Untuk mengantisipasi Fadly menguraikan pentingnya remaja menguatkan aspek spiritual, akhlakul karimah, cerdas pemikiran, dan mengasah keterampilan (skill) “Remaja mesti kuat dalam aspek zikir, fikir, dan Amal,” ujar Ustaz Fadli menegaskan.

Pesantren Ramadhan MTsN 10 Sleman Sajikan Materi Remaja Islam Ideal Masa Kini

Pesantren Ramadhan MTsN 10 Sleman Sajikan Materi Remaja Islam Ideal Masa Kini

Bulan Ramadhan saat yang tepat untuk mengasah aspek spiritual dengan puasa Ramadhan, menertibkan shalat 5 waktu, tarawih, dan perbanyak membaca Al Quran. Tentang akhlakul karimah, Fadly mengingatkan pentingnya berbakti kepada orang tua (birulwalidain) seperti termaktub dalam QS Luqman:14. Di samping itu, remaja sebagai pelajar dituntut untuk hormat, patuh, santun pada guru dan bertanggung jawab terhadap tugas sekolah  sebagai jalan menuju sukses. “Remaja Islam ideal masa kini memiliki dimensi mulia spiritual, sehat pergaulan, cerdas pemikiran,dan asah keterampilan,” tegas Ustaz Fadli.

Terinspirasi novel Negeri Lima Menara, Fadli  menutup sesi dengan tiga mantra sukses yakni  ” Man Jadda Wajada” , siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil, 2. ” Man Shobaru Shafira”, Siapa yang bersabar akan beruntung; 3. ” Man saara ‘aladdarbi washola, Siapa yang berjalan dijalannya akan sampai tujuan.