Sleman (MTsN 10 Sleman)– Sargiyono, S.Pd., guru mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dari MTsN 10 Sleman, mengikuti Seminar Budaya yang diselenggarakan oleh SMKN 5 Yogyakarta dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 sekolah tersebut. Acara yang diikuti guru , pengajar, dan penggiat seni berlangsung di Aula SMKN 5 Yogyakarta pada Rabu, (19/11/2025)

Seminar dibuka oleh Kepala SMKN 5 Yogyakarta Sihono, S.Pd.dengan pembacaan basmalah. “Dengan seminar ini diharapkan kita dapat nguri-uri (melestarikan) budaya bangsa serta menyadari betapa luar biasa potensi budaya yang dapat diangkat sebagai nilai ekonomi, “ujar Sihono menyatakan tujuan diadakannya seminar.
Seminar menghadirkan dua narasumber, yaitu:
- Bimo Unggul Yudo, ST., dengan tema: “Budaya Adiluhung Keraton Yogyakarta untuk Membangun Generasi Bangsa.”
- Deni Junaedi, S.Sn., MA., dengan tema: “Kemenarikan Budaya Bangsa Sebagai Pengalaman Berestetika untuk Modal Pengembangan dalam Berkarya.”
Bimo Unggul Yudo, ST., yang merupakan anggota dari Carik Kawedanan Hageng Punakawan Datu Dana Suyasa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dalam paparannya menyoroti eksistensi Keraton Yogyakarta sebagai Cagar Budaya yang dinaungi oleh Undang-Undang Keistimewaan Nomor 13 Tahun 2012.
Ia menekankan bahwa Sumbu Filosofi Keraton tidak hanya tentang fisik, tetapi juga pelestarian nilai budaya. Untuk memastikan mahakarya Keraton (seni tari, seni pedhalangan, komposisi gendhing, dan naskah/manuskrip) dikenal generasi muda, Keraton membentuk Tepas Tandha Yekti. Divisi ini berperan sebagai “pintu digital” Keraton untuk mengelola dan memublikasikan konten secara daring.
Sementara itu, pembicara kedua, Deni Junaedi, S.Sn., MA., seorang seniman lukis dan dosen ISI, menyoroti dinamika dan harmoni budaya.
“Budaya berdinamika sehingga tidak membosankan,” ujarnya. Ia menjelaskan bahwa seni memerlukan kemenarikan, namun nilai seni yang sesungguhnya ditentukan oleh ide dan gagasan penciptanya.
Deni Junaedi menguraikan konsep kemenarikan dalam seni rupa dari sudut pandang: ekspresi pengalaman artistik, pencapaian nilai estetis (keindahan), dan penyampaian pesan melalui unsur-unsur visual seperti titik, garis, bidang, dan warna.
Sargiyono merasakan pengalaman berharga mengikuti seminar tersebut untuk menambah wawasan seni budaya khususnya Yogyakarta.”Saya akan lebih mengembangkan potensi karya dan menanamkan kecintaan budaya pada siswa, “terangnya. (nsw)