Sleman (MTsN 10 Sleman) Setelah dua tahun terkendala pandemi, MTsN 10 Sleman kembali melaksanakan program pembelajaran luar kelas studi wisata, Sabtu (15/10). Mengambil lokasi Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, studi wisata diikuti 128 peserta didik kelas 9 dan 15 guru pendamping. Selain itu, turut dalam rombongan Pengawas Madrasah Drs. Muh.Qomaruddin, M. Pd.I dan Ketua Komite Madrasah Eko Sri Maryono, S.Sos.
Pukul 06.30, peserta studi wisata berkumpul di Dome Matsesa guna mengikuti presensi, pengarahan, dan pembagian lembar kerja siswa( LKS) . Mewakili kepala madrasah, Waka Kurikulum Haryanto. S.Pd. berpesan agar peserta menjaga ketertiban selama studi wisata berlangsung. “Anak-anak, patuhi dan perhatikan tata tertib yang ada, “ ujar Haryanto. Selanjutnya, berarmadakan tiga bus, peserta melaju menuju Museum Karst Wonogiri, Goa Gong Pacitan, Objek Pandang Sentono Gentong, dan wahana oleh-oleh.
Studi wisata kali ini mengambil tema seputar kebumian. “Anak-anak dikenalkan ilmu geologi di Museum Karst, “ujar Marfiah, S.Pd. guru pembimbing IPS geografi. Melalui pemutaran film, anak-anak menyaksikan proses pembentukan karst di Indonesia dan manca negara. Lebih gambalang lagi, pemandu wisata memandu peserta berkeliling mengamati diorama dan foto koleksi karst dari berbagai belahan bumi. Peserta didik tampak tekun menyimak seraya mengisi LKS yang disediakan panitia. Selanjutnya, peserta menuju Goa Gong. Di sana, pengunjung menyaksikan secara langsung Mahakarya alam berupa stalaktit dan stalakmit nan memesona. “Dibutuhkan waktu 10 tahun untuk membentuk 1 cm stalaktit-stalakmit, “ujar pemandu wisata menjelaskan.
Menjelang senja hingga matahai terbenam peserta studi wisata dimanjakan dengan pemandangan indah Kota Pacitan bersanding lautan dari atas bukit Sentono Gentong. Konon, gentong berasal dari tempat air wudhu yang digunakan wali penyebar agama Islam di sana. Studi wisata sehari itu berjalan lancar dari pagi hingga tiba kembali pukul 11.00 di madrasah. Cuaca cerah tanpa hujan mendukung program yang direncanakan lengkap terlaksana. Lelah yang dirasakan terbayar dengan pengalaman dan pengetahuan yang tak terlupakan. (nsw).