SLEMAN (Kemenag SLEMAN News)— Di balik membahananya lagu “Sajojo” yang legendaris, ada jejak seni yang menitis dengan cara yang unik. Royyan Azzikra, siswa MTsN 10 Sleman yang dikenal gemar dan acapkali menjuarai kompetisi budaya Jawa, ternyata  cucu dari almarhum David Rumagesan (Abdulah Junus), pencipta mahakarya “Sajojo” dari Papua.

Darah seni personel Band Black Brothers  David Rumagesan, yang wafat pada tahun 2018, kini mengalir di tubuh cucunya. Namun, alih-alih di panggung musik Papua, bakat itu justru bersemi di kancah budaya Jawa.

Ditemui di sela-sela waktu belajarnya, Selasa (11/11/2025), Royyan tak bisa menyembunyikan rasa bangganya terhadap sang kakek. “Kakek meninggalkan karya luar biasa yang dikenal bangsa Indonesia,” ujar Royyan dengan mata berbinar.

Kini  kakek David  telah wafat saat Royyan baru duduk di kelas 1 SD. Namun, warisan “darah seni” tetap mengalir dalam diri Royyan meski melalui  jalur yang berbeda.

Jika David Rumagesan kental dengan irama dan bahasa Papua, Royyan justru larut dalam kelembutan budaya dan bahasa Jawa. Royyan lahir di Yogyakarta pada 7 November 2011. Darah Papua mengalir dari Sang Ayah, Ari Muhammad Rivai Junus, sedangkan Ibu almarhumah Ida Riyanti berasal dari Kebumen, Jawa Tengah.

Royyan tumbuh besar dalam lingkungan yang tak terlalu kental unsur Jawa-nya. Ayahya mengenalkan bahasa Papua. Namun, ibunya mengenalkan bahasa Jawa sebagai bahasa Ibu di samping bahasa Indonesia.

Putra dari pasangan Ari Muhammad Rivai Junus dan Ida Riyanti ini membuktikan bahwa darah seni itu mampu beradaptasi. Jiwa seninya yang tinggi ia salurkan melalui tembang macapat, pidato bahasa Jawa, MC bahasa Jawa, dan seni pedalangan.

Dari seni pedalangan, Royyan pernah tampil dalm podcast Kementerian Agama (Kemenag) Sleman. Saat itu, ia mengadaptasi wayang untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya daur ulang sampah.

Prestasinya pun tak main-main. Dalam satu tahun terakhir, Royyan berhasil menyabet sederet gelar juara, di antaranya:

  • Juara 3 Lomba Tembang Macapat SMK Kesehatan Sadewa tingkat Provinsi DIY (2024)
  • Juara 1 Pidato Bahasa Jawa PKM tingkat MTs se-Sleman (2024)
  • Juara 3 Pidato Bahasa Jawa tingkat Provinsi di SMK Kesehatan Binatama (2024)

Kecintaan Royyan pada budaya Jawa tidak datang begitu saja. Ia mengaku “nyaman” dengan budaya ini. “Lingkungan tempat tinggal di Sleman saya cukup  mendukung, ada kegiatan karawitan,” jelasnya. Dibandingkan kawan sebayanya, Royyan sangat fasih dan luwes  bertutur bahasa Jawa.

Selain itu, muatan lokal pelajaran bahasa Jawa di sekolah turut memperkaya pengetahuannya. Tak hanya nembang dan berpidato, Royyan bahkan belajar menjadi dalang secara otodidak.

“Saya belajar dari youtube juga,”ujarnya.

Baginya, budaya Jawa memiliki kelebihan dalam ‘unggah-ungguh’ atau tata krama. “Ini sangat sesuai dengan pendidikan akhlak yang saya dapatkan di MTs,” tambahnya.

Ia memiliki harapan agar masyaraat dan teman-temannya turut melestarikan budaya Jawa yang adiluhung. “Untuk teman-teman, ayo kita turut melestarikan budaya Jawa, “ajaknya. (nsw)