SLEMAN (MTsN 10 Sleman)– Tahun 2025, MTsN 10 Sleman memasuki usia 32 tahun. Usia yang bisa dikatakan menandai pencapaian kedewasaan dan kemapanan. Sebagai bentuk torehan momentum Milad ke-32, madrasah menggelar even menulis bersama yang melahirkan sebuah buku antologi kisah inspiratif berjudul “Mengukir Jejak”. Even ini diikuti oleh 31 guru dan pegawai yang dijadwalkan akan dilaunching Kepala kantor Kementerian Agama Kapupaten Sleman pada puncak acara Milad 25 Oktober 2025.
Buku ini merupakan karya kolaboratif para guru dan pegawai MTsN 10 Sleman. Isinya merangkum beragam kisah lika-liku pengabdian, mulai dari perjuangan, haru biru, canda, hingga air mata yang mengiringi upaya mereka dalam mencerdaskan tunas bangsa.
Mengukir Jejak mendokumentasikan dedikasi para pendidik dan tenaga kependidikan dalam membentuk siswa yang berbudi luhur, cerdas, dan berakhlak Qurani di MTsN 10 Sleman
Koordinator penulisan Nelly Saraswati menyatakan bahwa peluncuran karya ini bukanlah sekadar euforia program literasi semata. “Buku ini memiliki makna yang lebih dalam sebagai sarana refleksi atas pengabdian diri para guru dan pegawai, “urainya.
Lebih dari itu, “Mengukir Jejak” dimaksudkan sebagai “tongkat estafet perjuangan” untuk mewariskan semangat para pendahulu madrasah yang telah berjuang hingga usia ke-32 tahun MTsN 10 Sleman.
“Generasi pendahulu satu per satu akan purna. Namun, jejak perjuangan janganlah terputus begitu saja, melainkan terus tersambung kokoh oleh generasi baru yang datang silih berganti,” ungkap Nelly lebih lanjut.
“Proses penyusunan buku ini tidak mudah, terutama dalam menyatukan aneka ide di tengah padatnya agenda madrasah dengan tenggat waktu yang relatif singkat, “ungkap Nelly. Namun, dengan kesabaran dan tekad yang kuat dari guru dan pegawai berbagai kisah tersebut akhirnya berhasil dirangkai, mengalir dari hulu ke hilir dengan keanekaragaman yang membentuk mozaik indah MTsN 10 Sleman.
Kepala MTsN 10 Sleman Paijo , SAg. menyambut baik penerbitan buku dengan turut menuliskan kisahnya, memberi kata pengantar , dan menorehkan testimoni di halaman belakang buku. “Saya berharap pembaca dapat memperoleh inspirasi dan kebaikan atas perjuangan yang telah ditorehkan oleh pemangku madrasah, “harapnya. Salam Literasi. Membaca, menulis, berkarya. (nsw)