Sleman (MTsN 10 Sleman) Guru Mata pelajaran  bahasa Jawa  MTsN 10 Sleman, Pravita Daniswari, S.Pd. mengikuti Pendidikan dan Latihan (Diklat) Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah., Sabtu (25/5/2024). Diklat tersebut diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek bekerjasama dengan Balai Bahasa Yogyakarta (BBY). Bertempat di Grand Hotel Yogyakarta, acara diikuti 251  perwakilan  guru SD, MI, SMP, dan MTs se-DIY.

Dilansir harian KR (25/5). pelatihan guru utama kali ini melibatkan beberapa intansi dan tokoh  ahli, khususnya dalam bidang bahasa Jawa. “Pelatihan guru utama ini difasilitasi BBY melibatkan pakar dari pemerintahan daerah, akademisi, budayawan, guru, dan pegiat bahasa jawa”, ungkap ibu Dra. Dwi Pratiwi M.Pd. , kepala BBY.

Pelatihan guru utama diselenggarakan dengan tujuan melatih guru bahasa Jawa menjadi guru utama, meningkatkan kompetensinya dalam mengajarkan materi bahasa Jawa. Pelatihan ini meliputi  6 kelas kegiatan; nembang macapat, membaca geguritan, membaca cerkak, alih aksara Jawa ke Latin, membaca aksara Jawa, dan musikalisasi geguritan. Enam kelas yang diadakan nantinya mendukung lomba atau kompetisi bahasa, sastra, dan aksara Jawa yang diadakan Dinas Kebudayaan DIY dan BBY. “Guru yang telah dilatih diwajibkan untuk mengimbaskan ilmunya kepada guru sejawat, selanjutnya guru harus mengaplikasikan kepada peserta didiknya. Peserta didik atau siswa nantinya diserahkan kepada pemerintah desa atau kelurahan setempat untuk mengikuti kompetisi bahasa, sastra, dan aksara Jawa”, tutur Dr. Ratun Untoro, S.S. M. Hum. sebagai koordinator acara.

Harapan diadakannya pelatihan ini adalah sebagai peningkatan kompetensi guru dan sebagai perbaikan pengetahuan bahasa Jawa dikalangan anak muda. “Lewat kegiatan ini, diharapkan bisa meningkatkan kompetensi guru dan juga untuk revitalisasi bahasa Jawa dikalangan anak muda atau peserta didik”, imbuh Ratun Untoro.

Ditemui tim berita MTsN 10 Sleman usia pelatihan,  Pravita mengaku bersyukur, berkesempatan  mengikuti even lembaga berkompeten  BBY. “Ini menjadi pengalaman berharga serta tambahan ilmu bagi saya. Nantinya ilmu yang telah saya dapat akan saya ajarkan kepada siswa  Matsesa agar  mereka  lebih kenal dan paham dengan budayanya sendiri”, ungkap Pravita. ( maa)