Sleman (MTsN 10 Sleman)—Kegiatan Belajar Mengeajar (KBM) tidak melulu berupa transfer ilmu. Diperlukan sentuhan hati guna memperkuat karakter mulia. Upaya ini salah satunya tercermin dalam agenda Achievement Motivation Trainung (AMT) Setelah tahun lalu Achievement Motivation Training (AMT) terhalang pandemi, tahun ini MTsN 10 Sleman menggelar acara serupa Sabtu (9/4/2022) di Gedung Serbaguna Prujakan. Pelatihan menghadirkan motivator nasional Nur Wahyudin Al Aziz, M.Pd . Suasana puasa Ramadhan tak menyurutkan antusiasisme kelas IX mengikuti acara yang berlangsung pukul 07.30 s.d. 11.00.
Selama 3,5 jam, Pak Aziz menyegarkan kembali tentang sugesti belajar, trik belajar, dan faktor- faktor penghalang kesuksesan belajar. Usaha di atas akan sia-sia tanpa doa restu orang tua dan bapak ibu guru di sekolah. Untuk itu, peserta didik berkewajiban untuk menghormati, menyayangi, dan mohon doa restu kepada mereka. “Jadikan jerih payah dan pengorbanan orang tua menjadi alasan untuk melecut prestasi. Ingatlah ibumu yang telah bersusah payah mengandung dan merawatmu hingga kini,“ ujar motivator. Peserta berurai air mata saat diingatkan jasa orang tua, bapak ibu, yang selama ini mencurahkan segala daya upaya hanya untuk buah hatinya. “Minta maaflah kepada orangtua karena doa mereka kunci kesuksesan kita semua,“ ujar Aziz.
Sebagai ilustrasi, tim motivator menayangkan kisah inspiratif pebasket dunia Terry Fox. Semenjak bayi telah kehilangan ayah. Hidupnya total didampingi ibu tercinta. Di tengah ketenarannya, kanker tulang melumpuhkan kaki dan memaksanya kehilangan kaki sebelah karena harus amputasi.
Rasa sakit luar biasa ia rasakan sebagai penderita kanker tulang. Terry mendedikasikan seluruh hartanya bagi penelitian vaksin kanker agar kelak tak ada orang yang menderita seperti dia. Penelitian yang mahal hingga milyaran tak menyurutkan langkah. Terry bertekad menggalang donasi dengan lari keliling negeri dengan kaki sebelahnya. Ribuan kilo, ratusan hari, Terry terus berlari. Kanker yang menggerogoti hingga paru-paru menghentikan langkahnya. Namun, milyaran dana berhasil dikumpulkan. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Terry diangkat menjadi pahlawan kemanusiaan. Terry menolak. “Jika ada yang lebih pantas menerimanya, ialah ibuku. Dialah orang yang sesungguhnya paling berjasa,“ucap Terry.
Sebagai penutup, Pak Aziz khusyuk memimpin doa demi kesuksesan masa depan anak-anak. Satu per satu, peserta AMT meninggalkan tempat duduk seraya menemui guru pendamping memohon maaf dan doa restu. (nsw)