Kemenag Sleman News (MTsN 10 Sleman) Sungkeman adalah sebuah tradisi di Jawa yang merupakan bentuk penghormatan dan permintaan maaf kepada orang yang lebih tua. Tradisi ini biasanya dilakukan saat Lebaran atau dalam acara pernikahan. Sungkeman dilakukan dengan berjongkok dan mencium tangan orang tua, sambil mengucapkan maaf atau mengucapkan terima kasih dan doa restu. Seiring perkembangan zaman, budaya sungkeman mulai ditinggalkan padahal budaya tersebut mengandung nilai luhur menghormati orang tua beriring doa restu kepada yang lebih muda.

Guna nguri-nguri tradisi sungkeman, siswa MTsN 10 Sleman melaksanakan praktik sungkeman siswa kepada orang tua di rumah masing-masing. “Ucapan sungkeman menggunakan bahasa Jawa krama inggil, “terang Novita guru bahasa Jawa. Teks disiapkan madrasah agar siswa mengenal tata cara yang benar dalam sungkeman.

Berikut teks sungkeman yang dipraktikkan anak terhadap orang tua pada Hari Raya Idul Fitri

Kepareng matur Bapak/Ibu, nyaosaken sembah pangabekti kula  katur Bapak/Ibu. Lampah kula setindak wiraos kula seklimah. Sadangunipun setunggal taun dosa kula sageda lebur ing dinten riyadi menika  lantaran saking Bapak/Ibu.

Siswa mempraktikan sungkeman di Hari Raya Idul Fitri mengacu ketentuan madrasah. Bukti sungkeman dilaporkan melalui video dan dikirimkan melalui link  yang disediakan. “Anak-anak mengunggah video melalui Instragram pribadi dan menyertakan tagar madrasah”, ujar Ika Damayanti koordinator IT.

Hilman Irsyad Izzudin kelas 8c mempraktikan sungkeman dengan baik. Baginya, sungkeman telah biasa dilakukan. “Menambah silaturahmi, “ujarnya. (nsw)