SLEMAN (MTsN 10 Sleman)– Menghadapi tantangan mendidik anak di era digital, MTsN 10 Sleman menyelenggarakan kegiatan Parenting bertajuk “Peran Orang Tua Mendampingi Anak di Masa Pubertas”,  Kamis (18/12/2025). Acara yang digelar beriring dengan agenda pembagian rapor ini menghadirkan pakar parenting, Dr. Shinta, MSI., MA., atau yang akrab disapa Bunda Cinta. Bertempat di dom madrasah, parenting diikuti oleh  orang tua kelas 7, 8, dan 9 ,bapak, ibu guru , pegawai dan ketua komite Drs. H. Qomaruddin,M.Pd.I.

Kegiatan dibuka oleh Waka Kurikulum MTsN 10 Sleman, Haryanto, S.Pd., mewakili Kepala Madrasah. Dalam sambutannya, Haryanto menyampaikan apresiasi atas kehadiran orang tua. “Alhamdulillah, acara parenting dapat terlaksana dengan menghadirkan psikolog hebat Bunda Cinta,”ujar Haryanto.

Bunda cinta membuka sesi parenting dengan mengingatkan  bahwa modal menjadi orang tua adalah “cinta” yang menjadi energi untuk  terus belajar agar menjadi orang tua yang keren.

“Menjadi orang tua adalah anugerah, tetapi  menjadi orang tua yang luar biasa adalah pilihan. Jadi, jangan berhenti belajar agar semakin bijak mengenali karakter anak masing-masing,” ujarnya.

Bunda Cinta menekankan bahwa tantangan remaja saat ini terus berubah, terutama bagi Generasi Alpha yang sangat lekat dengan teknologi sejak dini. Ia menyoroti fenomena anak yang lebih nyaman dengan gawai daripada mengobrol dengan orang tua.

“Kenapa anak malas mengobrol? Karena gawai memberikan warna, suara, dan gerakan yang menarik, sementara orang tua terkadang dianggap ‘membosankan’ karena hanya bicara masa lalu atau terlalu kaku,” jelas Bunda Cinta.

Bunda Cinta memberikan beberapa poin kunci dalam mendampingi anak pubertas:

  • Kualitas Diri Orang Tua: Jika ingin anak baik dan sholeh, maka orang tua harus terlebih dahulu memperbaiki diri dan menjadi contoh nyata.
  • Rapor Akhlak: Keberhasilan orang tua tidak hanya dilihat dari angka di atas kertas, tetapi dari akhlak dan sikap anak terhadap orang tua.
  • Sinergi Tripusat Pendidikan: Perlu adanya keselarasan antara lingkungan rumah (orang tua), sekolah, dan masyarakat.

Menghadapi Gejolak Pubertas dengan Iman

Bunda Cinta mengibaratkan remaja pubertas seperti mobil dengan mesin yang sudah siap tetapi  sistem pengeremannya belum stabil. Perubahan fisik yang pesat dan emosi yang sensitif (tantrum remaja) memerlukan penanganan yang tepat melalui Parenting Islami.

“Prioritas kita adalah Tarbiyatul Imaniyah (Pendidikan Iman), Akhlakul Karimah, dan Aqliyah (Pikiran). Pendidikan agama adalah ‘rem’ terbaik agar anak tidak terjerumus dalam pergaulan bebas,” tegasnya.

Di akhir sesi, orang tua diingatkan untuk memenuhi kebutuhan psikis anak, seperti rasa sayang, penghargaan, dan didengarkan. Jika anak tidak mendapatkan pujian dan perhatian di rumah, dikhawatirkan mereka akan mencari pengakuan di luar rumah dengan cara yang salah, seperti perundungan atau perilaku menyimpang lainnya. (nsw)