Sleman (MTsN 10 Sleman) — Ada yang tidak biasa pada acara Puncak Milad ke-32 MTsN 10 Sleman, Sabtu (25/10/2025). Pada kesempatan itu dilakukan Launching Rain Water Generator oleh Kakanmenag Sleman H. Nadhif, S.Ag., MSI. Peresmian ditandai pemotongan pita di area Rain Water Generator didampingi Kasie Dikmad H. Tulus Dumadi MA, Kepala Madrasah, Kepala TU, Pengawas Madrasah, segenap guru pegawai, murid, orang tua, dan alumni yang memadati area madrasah.

Setelah pemotongan pita, tamu undangan meninjau instalasi seraya mendapat penjelasan founder Komunitas Banyu Bening, Sri Wahyuningsih. “Air hujan adalah berkah Tuhan kepada alam semesta. Air ini bisa dimanfaatkan sebagai air minum yang menyehatkan,” ujarnya. Selanjutnya, Kakanmenag dan tamu undangan berkenan mencoba mengambil air dari dispenser hasil sulingan air hujan dan mencoba meminumnya langsung.
Ditemui di sela acara, Sri Wahyuningsih memaparkan bahwa latar belakang pemanfaatan air hujan adalah Al-Qur’an telah menjelaskan manfaat air hujan, nenek moyang telah membuktikan manfaat, dan mengurangi eksploitasi air tanah.
Sistem Rain Water Generator bekerja dengan menangkap, mengalirkan, menyaring, dan menyimpan air hujan dari atap untuk dapat dimanfaatkan kembali. Secara garis besar, sistem ini menggunakan talang untuk menampung air hujan, menyalurkannya melalui pipa ke tangki penampungan, melakukan proses filtrasi dan disinfeksi, kemudian menyimpan air bersih di tangki. “Saya telah 12 tahun bergerak dalam pemanfaatan air hujan sebagai air minum dan telah berkeliling Indonesia untuk sosialisasi,” ungkap Sri Wahyuningsih.
Pemanfaatan air hujan sebagai air minum telah sekian lama digagas oleh madrasah dengan diinisiasi Waka Sarpras MtsN 10 Sleman Sargiyono. ” Rain Water generator merupakan Inovasi Nyata Wujudkan Madrasah Ramah Lingkungan dengan Mengolah Tetesan Air Hujan menjadi Berkah untuk Kehidupan.,” terangnya.(nsw)(nsw)