SLEMAN (MTsN 10 Sleman)– Dalam upaya merespons dinamika kebijakan pendidikan terbaru, MTsN 10 Sleman menggelar Sosialisasi Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 1503 Tahun 2025 tentang Implementasi Pembelajaran Mendalam serta Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Baca Perpustakaan Darul Ilmi dan diikuti oleh guru serta pegawai madrasah. Hadir sebagai narasumber Pengawas Pembina Madrasah Asih Budiati, SPd. M.Sc. dan Instruktur Nasioal Septy Andari Putri, S.Pd., M.Pd., Rabu (31/12/2025)
Kepala MTsN 10 Sleman, Paijo, S.Ag., dalam sambutannya menekankan pentingnya bagi tenaga pendidik untuk adaptif terhadap perubahan kurikulum yang terus berkembang mengikuti zaman. Ia berharap sosialisasi ini tidak hanya menjadi penambah ilmu, tetapi juga memberi makna mendalam dalam etos kerja guru.

“ Saya berharap kegiatan ini mendapat ridha Allah dan kita semua dapat meningkatkan disiplin serta kualitas layanan pendidikan di semester depan,” ujar Paijo, S.Ag.
Pengawas Pembina Madrasah, Asih Budiati, S.Pd., M.Sc., memaparkan bahwa KMA 1503 bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan berkarakter Pancasila.
Asih menjelaskan bahwa pendidikan madrasah kini diarahkan untuk membangun kemandirian peserta didik dengan tetap menghormati hak pendidik dalam mewujudkan pendidikan bermutu. Ia juga menyoroti perubahan signifikan pada sistem evaluasi siswa.

“Untuk mengetahui ketuntasan belajar, tujuan pembelajaran harus benar-benar mencerminkan kompetensi anak. Tes sumatif wajib mengukur usaha nyata anak, bahkan jadwal asesmen kini bisa digantikan dengan sistem projek yang lebih aplikatif,” jelas Asih Budiati.
Salah satu poin menarik dalam sosialisasi ini adalah pengenalan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang mengusung prinsip pembelajaran bermakna, berkesadaran, dan menggembirakan.
Prinsip kurikulum baru ini mengedepankan fleksibilitas dan muatan esensial yang diperlukan untuk pengembangan kompetensi siswa. Dengan terbitnya pedoman ini, MTsN 10 Sleman diharapkan segera melakukan penyesuaian perangkat pembelajaran mulai dari silabus, modul ajar, hingga strategi evaluasi.
“Peran guru dan kepala madrasah sangat krusial. Materi esensial yang kita ajarkan harus menjadi latar belakang pencapaian tujuan pendidikan yang berkelanjutan. Kita ingin menciptakan ekosistem madrasah yang penuh cinta namun tetap unggul secara prestasi,” pungkas Asih.
Acara yang dipandu Gayatri pukul 08.00 – 12.00 ini berjalan lancar. Sesi berlangsung hangat dan interaktif. Guru tak segan mengungkapkan kesulitan pembelajaran untuk didiskusikan bersama narasumber. (nsw)