Sleman – MTs Negeri 10 Sleman turut hadir dalam kegiatan Pelayanan Publik Inklusif bagi Kelompok Rentan yang diselenggarakan pada Jumat, 26 September 2025 bertempat di Pring Sewu, pukul 13.00 WIB. Kehadiran MTsN 10 Sleman diwakili oleh Ika Damayanti selaku Humas madrasah.
Acara diawali dengan sambutan dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman, Bapak Nadzif, S.Ag, M.S.I. Dalam sambutannya beliau menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas sinergi yang terjalin antara keluarga besar Kemenag Sleman dengan UIN melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat. “Kolaborasi ini merupakan langkah penting dalam memastikan pelayanan publik yang ramah bagi kelompok rentan, sehingga hak mereka tetap terjamin,” tutur beliau.
Sambutan kedua disampaikan oleh perwakilan UIN, Bapak Abdul Qoyyum, SEI., M.Sc. Beliau menegaskan pentingnya memberikan hak yang sama kepada kelompok rentan baik dalam layanan publik maupun akses pendidikan. “Kami berterima kasih karena Kemenag Sleman mengajak UIN untuk bersama-sama mensosialisasikan pelayanan yang sesungguhnya kepada kelompok rentan,” ungkapnya.
Rangkaian kegiatan kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan kerja sama antara Kemenag Sleman dan UIN sebagai wujud komitmen bersama dalam mengembangkan pelayanan publik inklusif.
Adapun sesi pelatihan diisi oleh narasumber Ibu Andayani, S.Ip., BSW., MSW. serta DR. Asep Jahidin, S.Ag., M.Si. Dalam pemaparannya, DR . Asep menyampaikan strategi implementasi pelayanan publik bagi kelompok rentan, antara lain:
- Menyediakan sarana dan prasarana yang ramah disabilitas seperti ramp dan lift.
- Memberikan pelatihan kepada aparatur negara tentang perspektif inklusivitas.
- Menghadirkan teknologi ramah difabel untuk mendukung layanan publik yang setara.
- Merumuskan kebijakan afirmatif guna menjamin hak-hak kelompok rentan.
- Menguatkan kolaborasi dengan komunitas difabel agar kebutuhan mereka benar-benar terakomodasi.
Sementara itu, Ibu Andayani menambahkan bahwa sesuai Permen PAN RB No. 11 Tahun 2024, pelayanan publik harus mengakomodasi dan menyesuaikan kebutuhan kelompok rentan. Beliau juga memberikan tips melayani kelompok difabel, yaitu: menghargai dengan respek, menggunakan komunikasi yang sederhana, memastikan aksesibilitas, menjaga fleksibilitas, mendorong inklusivitas, meminta feedback, bersikap sabar, terus belajar, serta menghindari asumsi bahwa difabel tidak mampu.
Beliau berharap seluruh peserta dapat menjadi SDM yang siap memberikan layanan terbaik kepada kelompok rentan melalui peningkatan sarana prasarana, serta pembenahan sistem layanan yang inklusif.
Kegiatan ini diikuti oleh para pimpinan instansi terkait. Meski sebagian tidak dapat hadir secara langsung, mereka tetap mengutus perwakilan sebagai bentuk komitmen bersama untuk menghadirkan layanan publik yang inklusif dan berkeadilan. (ikd)